Minggu, 10 Februari 2013
BAHAN SARASEHAN MPP 2013
Tema:
Dipulihkan
Untuk Memulihkan.
Sub
Tema:
Pemulihan
Manusia Sebagai Citra Allah Dalam Keluarga, Gereja, Masyarakat, Dan Alam
Sekitar
Pendahuluan
Dipulihkan, memulihkan
dan pemulihan adalah tiga istilah yang sering kita dengar. Istilah itu tidak
hanya muncul dalam kaitannya dengan hal-hal rohani, melainkan muncul dalam
kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari.
Baik kehidupan pribadi, keluarga, gereja, masyarakat maupun kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kata itu juga sering muncul dalam doa-doa kita.
“Tuhan, pulihkanlah negri kami”
Dalam kamus bahasa
Indonesia, dipulihkan berarti dibuat menjadi pulih, dikembalikan pada
keadaannya semula. Memulihkan berati menjadikan pulih atau menjadikan suatu
keadaan kembali (baik, sehat) seperti semula: sedangkan pemulihan adalah
proses, cara, perbuatan memulihkan.
Dipulihkan yang
dimaksudkan disini adalah dikembalikan pada keadaan semula, yaitu suci, kudus,
tak bercacat dan tak bercela, sebagaimana keadaan manusia sebelum jatuh dalam
dosa. Proses itu dilakukan melalui
kematian dan kebangkitan Yesus. Melalui Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta
tahun ini, jemaat diajak untuk meneguhkan keyakinan bahwa setiap orang percaya
telah dipulihkan oleh Kristus Yesus, sang Domba Paskah. Dan setiap orang yang
telah dipulihkan hendaknya terlibat dalam proses memulihkan sesamanya.
Manusia diciptakan menurut
gambar Allah
Kejadian 1:26
mencatat bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hal ini
berarti bahwa manusia memiliki hubungan istimewa dengan Allah dan mewakili
Allah dIbumi dengan kuasa atas makluk-makluk lainnya. “Beranak cuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan dilaut dan burung-burung diudara dan atas segala binatang yang
merayap dibumi” (ayat 28). Keistimewaan manusia dibandingkan dengan makluk
ciptaan Allah lainnya juga nampak dalam
kalimat “Maka Allah melihat segala yang dijadikannya itu sungguh amat
baik”. Sungguh amat baik dibandingkan dengan ciptaan lainnya.
Hubungan istimewa
yang harmonis antara Allah, manusia dan makluk-makluk lainnya diperagakan dalam
opera kehidupan di taman Eden. Betapa
indahnya suasana taman eden pada waktu itu. Sebuah taman yang ditumbuhi oleh
berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan
buahnya. Dengan sebuah sungai yang
mengalir dari eden untuk membasahi tanaman itu. Ditaman yang indah itulah Tuhan
Allah menempatkan manusia, untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Dalam
taman itu manusia bisa bertatap muka dan bercakap-cakap langsung dengan Allah.
Manusia kehilangan gambar
Allah.
Kehidupan yang
sempurna di taman Eden menjadi rusak ketika Adam dan Hawa melanggar perintah
Allah untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang
jahat. Akibat dosa manusia (Adam dan
Hawa) tersebut, bukan saja mengakibatkan diusirnya manusia dari taman Eden,
melainkan juga mengakibatkan terputusnya hubungan manusia dengan Allah. Juga
rusaknya hubungan manusia dengan sesamanya, saling mengkambing-hitamkan, saling
menyalahkan, dan tumbuhnya ketidak-percayaan antara manusia yang satu dengan
yang lainnya. Bahkan anak mereka, Kain, membunuh Habel, Saudaranya.
Citra
Allah yang penuh kasih, pemaaf, pengampun, dan baik hati seolah-olah lenyap tak
berbekas pada diri manusia. Kerusakan itu juga diikuti dengan munculnya
kecenderungan pada diri manusia untuk berbuat dosa. Sampai-sampai Paulus
berkata “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat,
melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”
(Roma 7:19)
Allah memulihkan manusia.
Sekalipun manusia
telah jatuh dan berlumuran dosa, tetapi Allah tetap mengasihi manusia. Karena
Allah sangat mengasihi dunia ini, maka Ia mengabil inisiatif untuk memulihkan
hubungan manusia dengan Allah. Ia
karuniakan Anakknya yang tunggal lahir kedunia, berkarya dan mati di kayu
salib. Kematiannya memberi peluang kepada setiap manusia berdosa untuk
dipulihkan hubungannya dengan Allah.
Sehingga barang siapa yang
percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Paskah menghasilkan
pemulihan bagi manusia berdosa. Setiap
orang yang percaya dan menerima domba Paskah itu sebagai Tuhan dan Juru Selamat
pribadinya, dIbuat menjadi pulih, atau dikembalikan pada keadaannya semula,
suci, kudus, tiada bercacat dan tiada bercela. Tentunya disertai dengan
tanggung jawab untuk menjaga kesucian dan kekudusannya tersebut sampai Tuhan
Yesus datang kedua kali.
Dampak pemulihan manusia bagi
sesamanya.
Pemulihan manusia
hendaknya berdampak pada pemulihan hubungan manusia dengan sesama dan alam.
Betapa tidak adilnya kita, jika karena dosa kita, sesama ciptaan dan alam
semesta turut menderita, tetapi pemulihan kita tidak berdampak pada pemulihan
sesama dan alam semesta.
a.
Pemulihan
dengan sesama dalam keluarga.
Tidak dapat
dipungkiri, arus kemajuan zaman bisa menenggelamkan setiap orang yang tidak
siap menghadapinya. KesIbukan kita dengan TV, Internet, HP, BB, FB dll telah
menggantikan kebersamaan kita dengan anggota keluarga, yang akhirnya berdampak
pada relasi (hubungan) antar anggota keluarga. Bisa saja terjadi
ketidak-harmonisan dalam relasi antara suami-istri, orang tua-anak, dan anggota
keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lain. maraknya kenakalan anak-anak dan remaja,
perselingkuhan bahkan perceraian.
Kenyataan ini hendaknya memotivasi kita untuk menrenungkan kembali,
apakah aku sudah dipulihkan? Apa dampak pemulihan pribadiku dengan pemulihan keluargaku?
Apakah setiap anggota keluargaku sudah dipulihkan? Apa dampak pemulihan anggota
keluargaku bagi anggota keluarga yang lain?
b.
Pemulihan
dengan sesama dalam gereja dan masyarakat.
Idealnya, pemulihan
orang percaya dan keluarganya juga berdampak pada pemulihan jemaat. Bila di
dalam sebuah jemaat, seluruh orang percaya dan keluarganya telah dipulihkan,
dan mereka yang telah dipulihkan itu membawa pemulihan bagi orang percaya dan
keluarga-keluarga Kristen lainnya, maka jemaat itu juga mengalami pemulihan.
Demikian juga bila setiap orang/keluarga sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian
yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain
lebih utama dari pada dirinya sendiri dan tiap-tiap orang tidak hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga, hidup
bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
maka kesatuan dan kemajuan jemaat akan terwujud. Hal yang sama hendaknya
terjadi ditengah-tengah masyarakat. Kehadiran orang percaya dan keluarganya
akan menjadi berkat, garam, terang dan pemulihan bagi masyarakat disekitarnya.
Kehadiran orang yang telah dipulihkan akan menjadi alat bagi Kristus memulihkan
masyarakat.
c.
Pemulihan
dengan alam sekitar.
Salah satu
akibat dosa manusia adalah rusaknya hubungan manusia dengan alam sekitar.
“...., maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan
mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang
akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi
makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari
makananmu,
sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil;
sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (Kejadian 3:17-19).
Makin lama tanah semakin berkurang kesuburannya, semakin berkurang
hasilnya. Bukan hanya itu, pelaksanaan
mandat mengelola alam dilakukan manusia secara tidak bertanggung jawab telah
mengakibatkan banyak bencana. Bila kejatuhan manusia ke dalam dosa berdampak
pada rusaknya alam, maka pemulihan manusia dari dosa hendaknya berdampak pula
pada pemulihan alam sekitar.
Penutup
Mungkinkah
manusia memulihkan sesamanya? Roh kudus memampukan kita memulihkan sesama. Bukankah Yesus sudah mengatakan bahwa Roh
Kudus akan turun ke atasmu? (Kis 1:8).
Roh Kudus yang telah turun ke atas setiap orang percaya, akan memampukan
orang percaya itu berperan memulihkan sesama dan alam sekitarnya. Selamat
merayakan Paskah dan Pentakosta, selamat dipulihkan dan memulihkan, demi
kemuliaan Allah Tritunggal. (Ath.)
Langganan:
Postingan (Atom)